Rabu, 24 Maret 2010

proposal

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

Budi Daya Belut Sebagai Prospek Masa Depan

FAKULTAS EKONOMI
PROGDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
KUDUS

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT, kami telah selesai menyusun proposal ini. Ucapan terima kasih atas bimbingan dosen pengajar dan partisipasi teman-teman kelompok.
Bisnis belut di indonesia sebenarnya sudah berlangsung cukup lama.diperkirakan bisnis ikan panjang ini sudah merebak sejak tahun 1979. Awalnya bisnis belut hanya mengandalkan hasil tangkapan alam yang jumlahnya sangat terbatas. Namun seiring berjalanya waktu pembudi dayaan belut mulai di minati. Walau membutuhkan media budi daya yang agak rumit dalam pelaksanaanya,belut termasuk ikan yang mudah di budi dayakan. Banyaknya orang yang tertarik memelihara belut saat ini bisa di jadikan indikasi bahwa bisnis belut di dalam negeri sedang ramai. Apalagi dalam membudi dayakan belut, modal bukanlah soal utama. Asalkan ada kemauan untuk memulai usaha. Jika anda tidak memiliki lahan atau kolam pemeliharaan, anda bisa menggunakan tong sebagai wadahnya. Hal ini di mungkinkan karena belut mampu beradaptasi di tempat sempit sekalipun, asalkan media budi daya yang di terapkan sesuai kebutuhan hidup belut.
Lingkungan merupakan factor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan belut. Jika kondisi tempat pemeliharaan sesuai dengan habitatnya, pertumbuhan belut akan lebih cepat. Sebaliknya, jika kondisi lingkungan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan belut bakal terhambat.
Proposal usaha budi daya belut ini kami buat guna memenuhi tugas dari studi kewirausahaan. Di bawah ini kami mencantumkan metode-metode tentang bagaimana pemeliharaan belut dengan baik.



DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bagian I 4
Visi, Misi dan Tujuan 4
A.Visi 4
B.Misi 4
C.Tujuan 4
Bagian II 5
Strategi Pemasaran 5
Bagian III 6
Pemilihan Lokasi 6
Bagian IV 8
Sistem Operasinal 8
Teknik operasional 8
Keuangan 8
Bagian V 11
Prospek Bisnis 11
Bagian VI 12
Analisis SWOT 12
1.Kekuatan (Strenght) 12
2.Kelemahan (Weakness) 12
3.Prospek pengembangan (Opportunity) 12
4.Ancaman (Threat) 13
Bagian VII 14
Kesimpulan 14
Daftar Pustaka 15

BAGIAN I
VISI , MISI, DAN TUJUAN

A. Visi
Melestarikan Budidaya Belut dengan meragamkan hasil olahannya menjadi makanan siap saji yang bisa langsung dikonsumsi.
Budidaya belut di Indonesia kurang begitu mendapat perhatian oleh pemerintah Indonesia. Padahal mengkonsumsi belut baik untuk kesehatan karena mengandung protein yang sangat tinggi.

B. Misi
Menciptakan Peluang Usaha Pengolahan Makanan Siap Saji dari Budidaya Belut.
Banyaknya peluang-peluang usaha pada saat ini, tetapi usaha budidaya belut merupakan peluang usaha yang prospek kedepannya bagus. Tidak hanya untuk pasaran dalam negeri saja, tetapi banyak juga konsumen dari luar negeri yang menyukai makanan yang berasal dari hewan belut.

C. Tujuan
Mendapatkan keuntungan melalui usaha budidaya belut. Dengan modal sedikit hasil budidaya belut memiliki nilai jual yang cukup tinggi ketimbang hasil olahan yang lainnya.



BAGIAN II
STRATEGI PEMASARAN

Peningkatan produksi belut sebaiknya terus digalakkan, mengingat budi daya belut berpotensi besar dalam menghasilkan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian petani Indonesia bisa mengandalkan belut sebagai tambahan penghasilan. Strategi dalam memasarkan hasil olahan belut dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan:
Memperkenalkan produk melalui acara yang dilakukan di posyandu, dengan cara membuat makanan yang disukai oleh anak-anak seperti sop belut.
Memperkenal produk disetiap acara PKK dan juga pada acara arisan ibu-ibu yang anggotanya dating dari beragam profesi.
Memperkenalkan produk juga di pasar tradisional antara wilayah pati, rembang, kudus dan daerah sekitar.
Dengan mengikuti pameran, serta memasarkannya ke toko oleh-oleh dan rumah makan.


BAGIAN LII
PEMILIHAN LOKASI

Idealnya, lokasi untuk kolam budi daya belut berada di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Selain itu, perhatikan pula luas lahan, kemiringan, dan batas calon kolam. Kebanyakan pembudidaya saat ini menggunakan kolam tembok yang dibangun di atas tanah. Hal ini di lakukan untuk memudahkan pengamatan dan pembangunan konstruksi kolam seperti pintu air, saringan, dan perlengkapan kolam lainnya.
Namun realitanya banyak kegagalan yang di alami pembudidaya belut akibat salah memilih areal kolam. Misalnya, seharusnya lahan tersebut cocok untuk pembuatan kolam tembok, tetapi malah dijadikan kolam jarring, begitu pula sebaliknya. Karena itu sebagai langkah awal perlu dilakukan survei lokasi agar diperoleh lokasi yang ideal untuk pembudidayaan belut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam survey lokasi adalah sebagai berikut :

a.Luas lahan
Standar luas kolam budi daya belut umumnya 5 x 5 meter atau 4 x 4 meter dengan ketinggian 1 meter. Di salah satu sudutnya di buat pintu air yang berguna untuk menjaga debit air agar tidak berkurang atau berlebih karena biasanya ketika turun hujan, air di dalam kolam akan penuh dan meluber.untuk mengatasinya biasanya pintu air harus di buka hingga air di dalam kolam kembali ke batas normal.

b.Kemiringan lahan
Dimaksudkan untuk melihat kepadatan tanah terutama untuk kolam tanah dan jaring. Disarankan adalah 45 derajat.



c.Ketinggian lahan
Banyak orang berpendapat bahwa belut hanya dapat di budidayakan di dataran tinggi,dengan ketinggian 200-1.100 meter, akan tetapi bila ketinggian antara 200 saja dapat disiasati dengan membuat atap atau peneduh tambahan di atas kolam agar sinar matahari tidak terlalu kuat menerpa kolam.

d.Suhu udara
Suhu udara yang ideal untuk memelihara belut adalah 16-21 oC. Sedangkan untuk suhu untuk fermentasi kolam adalah 25-31 oC.

BAGIAN IV
SISTEM OPERASIONAL

1.Teknik Operasional
Dengan investasi sebesar 8.750.000,-. Usaha budidaya belut memiliki nilai jual yang cukup tinggi ketimbang hasil olahan lainnya. Ini terbukti dengan omset yang mencapi Rp. 30 juta/ bulan. Harga olahan belut bervariasi, belut kering Rp 2000 yang dijual kewarung makanan tegal ( warteg ), dendeng matang berat 100gr Rp 8000, kentuki belut Rp 10.000 berat 100gr, abon berat 100gr Rp 15.000 yang dijual di tokko oleh-oleh. Sedangkan belut olahan siap saji yang dijual dirumah makan seperti belut santan kari Rp 55.000/kg, belut baker sambal cobek Rp 55.000/kg, pepes belut 10.000/bungkus, belut goreng mentega Rp 55.000/kg, dan sebagainya. Menjual produk dengan system beli putus tanpa potongan harga atau diskon, meskipun beli dalam jumlah banyak. Sejauh ini, semua produknya laku terjual sehingga tidak ada retur.

2.Keuangan
a. Asumsi pembuatan kolam jaring:
1)Kolam yang di gunakan berukuran 5 x 5 x 1 m3 sebanyak 10 buah.
2)Kolam dapat di gunakan selama satu tahun.
3)Lama pemeliharaan 4 bulan.
4)Media yang di gunakan adalah campuran tanah dan media instan bokashi, media ini terbuat dari campuran antara jerami, pupuk kandang, bekatul, gedebong pisang serta campuran EM4 dan molase yang difermentasikan.
5)Pakan cacing,keong, dan bekicot di ternakan sendiri atau di cari dari alam. Usahakan pakan hidup selalu ada di dalam kolam.




b. Analisis Usaha
No
Uraian
Satuan
Volume
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
1
MODAL INVESTASI





Kolam





Bambu
Batang
80
15.000
1.200.000

Jaring
Meter
10
500.000
5.000.000

Tali
Gulung
10
30.000
300.000

Slang
Meter
50
6.000
300.000

Paku
Kg
10
15.000
150.000

Pipa PVC 2 inc
Batang
10
40.000
400.000

Peralatan (ember, cangkul, dan jerigen)



700.000







Tenaga kerja pembuatan kolam
HOK
20
40.000
800.000

SUB TOTAL I



8.850.000






2
SARANA PRODUKSI UTAMA





Benih Belut
Kg
400
40.000
16.000.000

Pakan dan Konsetrat





Cacing/ikan/pellet
Kg
4.740
3.000
14.220.000

Konsentrat/EM4
Botol
1
25.000
25.000

Media kolam





Jerami Padi
Ikat
35
5.000
175.000

Pupuk kandang
Karung
35
6.000
210.000

Bubuk/dedak
Kg
670
2.000
1.340.000

Gedebog pisang
Batang
35
3.500
122.500

EM4
Botol
2
25.000
50.000

Gula
Kg
0,75
6.000
4500

HSC (humic substance complex)
Botol
20
90.000
1.800.000

Tanah gembur/lumpur
Meter kubik
80
20.000
1.600.000

Tenaga kerja pembuatan media
HOK
14
40.000
560.000

Tenaga kerja bulanan
Bulan
4
500.000
2.000.000

Biaya lain-lain



500.000

SUB TOTAL II



38.607.000

TOTAL BIAYA



47.457.000






3
PENJUALAN HASIL PANEN
Kg
4.000
25.000
100.000.000
4
KEUNTUNGAN



52.543.000






c. Pendapatan
1.keuntungan = Total penerimaan-total biaya operasional
= Rp 100.000.000-Rp 47.457.000
= Rp 52.543.000

2. R/C ratio
R/C ratio untuk total penerimaan dengan total biaya yang di keluarkan
R/C ratio =
= 2,10
Jadi, usaha ini layak diusahakan karena memiliki R/C ratio > 1 yaitu sebesar 2,10 artinya modal Rp 1 yang ditanamkan akan mendapatkan hasil Rp 2,10.



BAGIAN V
PROSPEK BISNIS
Selama ini produksi belut olahan ada dalam jumlah kapasitas produksi yang besar, dan memiliki banyak varian hasil. Walaupun dengan jumlah kapasitas produksi yang besar yaitu mengolah 3 ton belut sebulan, hal ini baru memenuhi 75% permintaan pasar. Dari 3 ton belut segar tersebut setelah diolah menjadi sekitar 600 kg. Permintaan pasar cukup tinggi tetapi pemain diusaha ini masih terbilang masih sedikit karena lebih banyak yang berminat menjadi pembudidaya belut karena keuntungan yang diperoleh lebih besar dengan investasi yang sedikit khususnya di daerah Jawa Barat.
Prospek kedepannya olahan belut memiliki pasar yang sangat potensial karena permintaan yang terus meningkat. Belut merupakan salah satu ikan konsumsi yang cukup di gemari masyarakat. Buktinya, selalu saja ada pasar tradisional atau super market yang menjual belut segar. Bahkan tidak sedikit restoran dan rumah makan yang menjual masakan belut sebagai salah satu menunya.
Sayangnya pasokan belut selama ini kebanyakan berasal dari hasil tangkapan alam. Akibatnya, pada bulan-bulan tertentu khususnya pada musim kemarau harga jual belut bisa melambung tinggi. Hal ini di sebabkan pada musim kemarau banyak belut yang mati di persawahan karena kekeringan.
Puncak permintaan belut justru terjadi pada bulan agustus, akibatnya terjadi over-demand. Kondisi ini terjadi karena menipisnya ketersediaan belut di alam, sedangkan kebutuhan masyarakat sedang tinggi. Bayangkan jika anda memiliki suplai belut dari hasil budi daya, saatnya anda menuai rupiah pada bulan-bulan tersebut. Umumnya, permintaan untuk pasar lokal banyak berasal dari jawa barat dan jogjakarta. Misalnya, pasar ciroyom, bandung, setiap harinya membutuhkan sekitar 500kg belut hidup, atau pasar godehan, sleman yang setiap harinya juga memerlukan suplai belut segar sebesar 700kg dengan kisaran harga jual mencapai Rp 65.000/kg. Harga jual tersebut berdasarkan pantauan pengusaha di pasar tradisional pituruh, purworejo, jawa tengah, pada bulan Agustus 2008.
BAGIAN VI
ANALISIS SWOT

1.Kekuatan (Strenght)
Kekuatan dari usaha pengolahan belut menjadi makanan siap saji adalah banyaknya variasi produk yang dihasilkan. Variasi produk ini membuat tetap tingginya peminat, dan stabilnya pemasukan karena apabila peminat pada salah satu jenis produk menurun, maka ada peminat pada produk lain yang menjadi sanggahan. Pada produk hasil olahan penggunaan tenaga kerja magang sebagai pegawai mengurangi beban pengeluaran dan berlaku sebagai pemanfaatan yang saling menguntungkan karena pengusaha mendapatkan tenaga kerja murah, dan tenaga kerja mendapatkan pengalaman yang berharga.

2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan dari usaha pengolahan belut ini adalah manajemen mikro, dimana pemilik usaha memegang kendali dan informasi serta memikirkan cara-cara pengembangan usahanya sendiri. Mungkin lebih baik apabila wewenang mengambil keputusan atau ide-ide pengembangan usaha lebih dibagi pada pengurus lainnya. Kelemahan lainnya terletak pada ketergantungan pasokan belut dari sumber yang tidak teratur.

3.Prospek pengembangan(Opportunity)
Seperti yang telah dibahas pada bagian 5 prospek usaha belut olahan masih baik karena permintaan pasar tinggi dan belum dapat dipenuhi oleh produksi. Diluar itu, mengolah belut merupakan usaha rumah tangga, sehingga mudah untuk dilakukan.

4.Ancaman (Threat)
Untuk sementara ancaman persaingan tidak banyak, namun tidak jelas hingga berapa lama hal ini bertahan. Dipihak lain selalu ada ancaman krisis ekonomi global dapat membuat bahan baku untuk mengolahnya seperti minyak goreng, terigu, naik, dan kemampuan membeli menurun karena hasil olahan belut bukan bahan makanan pokok.
BAGIAN VII
KESIMPULAN


Ditilik dari semua alasan-alasan yang dikemukakan usaha pengolahan belut selain menguntungkan juga memberikan manfaat pada konsumen dan pemangku kepentingan lain seperti petani pembudidaya belut, pekerja lepas yang tidak khusus membudidayakan belut namun menangkapnya dari alam, hingga ke pekerja magang yang mencari pengalaman. Untuk omset pun lumayan, dan pengolahan belut terhitung mudah dilakukan.
Variasi produk yang beragam juga menambah pilihan bagi konsumen serta membuat usaha pengolahan belut mungkin bertahan dari ancaman luar seperti perubahan lingkungan ekonomi maupun politik.
Kunci sukses budi daya belut antara lain :
media harus matang dan sempurna
pakan hidup dan segar
air harus mengalir meskipun kecil
hindari kawasan industri
vitamin dan formula
pengawasan
dan peduli lingkungan (pemberdayaan masyarakat) untuk menghasilkan pakan,bahan baku media,dan tenaga kerja.








DAFTAR PUSTAKA

Roy, Ruslan, Petuntuk Praktis Beternak Belut, (Cetakan 4), Jakarta: Agromedia Pustaka, 2007.
Redaksi Agromedia, Budi Daya Belut di Pekarangan, ( Cetakan 3), Jakarta: Agromedia Pustaka, 2008.
Sundoro, R.M Sonson, Belut Budi daya Dan Pemanfaatanya, Depok: Agromedia Pustaka, 2003.
http://mablu.wordpress.com/2008/01/17/pembibitan-belut
http://trimudilah.wordpress.com/2006/12/05/budidaya
http:www.iptek.net.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar